Si A, si B, si C, D, E... Banyak ya yang batang hidungnya gak lagi kelihatan.
Hmmm... Si Hati sempat marah karena keegoisan yang membuatnya merasa sepi. Padahal, dia yang tak mendekat pada-Nya. Si Pikiran pun bertindak cepat, walaupun egois, terkadang. Karena dia tak ingin hati jatuh pada yang tak semestinya.
Dia menyeleksi sangat ketat. Si Hatipun berkata cepat.
Tidak, tidak, aku sudah benar. Ungkap si Pikiran tegas. Tidakkah kamu melihat? Mereka menggunakan ayat yang sama pada semua hati di luar sana. Oh, ya, tentu saja tidak. Karenanya, kamu patut berterimakasih padaku.
Untuk apa? Kata si Hati kesal. Dari sekian banyak, mengapa tak ada satupun? Ungkapnya putus asa dalam kekosongan.
Kamu ingin tahu? Tanya si Pikiran lelah. Aku merasa bahwa kamu masih terlaku jauh dari-Nya. Seandainya kamu dekat, tugasku lebih mudah. Aku akan lebih mudah melihat kelebihan dan kekurangan tanpa kesalahan.
Bagaimana caranya? Tanya si Hati penasaran
Ya, saat ada yang datang, aku akan terus mendampingimu yang bersandar kepada-Nya. Aku akan tahu apa yang patut ku lakukan berkat Dia. Solusi apa yang Dia punya, akan lebih berguna dibanding yang telah aku siapkan. Karena aku bisa saja salah saat kau berdegup kencang, atau aku akan gegabah saat kau berdegup kesakitan. Aku masih saja bingung karena irama degupanmu yang tak menentu. Sehingga aku tak berpikir dengan jernih. Tapi tahukah kamu, Dia akan selalu tepat. Bila Dia yang menjadi sandaranmu, aku takan salah mengerti. Karena Dia, keputusanku akan benar. Karena Dia,, maka dekatlah kepada-Nya. Dia kunci pemikiran dan setiap hati agar berhati-hati. Dia penguasa yang selalu tepat.
#pieceofwriting
Recorded soon, in:
#sensesnonsenses
#DearHeart
Tidak ada komentar:
Posting Komentar